Makalah Dakwah Sebagai Fenomena Keilmuan
DAKWAH SEBAGAI FENOMENA KEILMUWAN
KELOMPOK I:
AYU FARADHILLAH
RASNAWATI
UMMUL KHAERAH
NURUL HIKMAH KADIR
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013/2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullaah Wabarakaatuh…
Segala puji hanya milik Allah, kami memuji-Nya, memohon
ampunan dan pertolongan kepada-Nya, atas kejahatan dari diri-diri kami dan
kejelekan amalan-amalan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak
ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak
ada yang dapat memberinya hidayah. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang
berhak diibadahi secara benar melainkan Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad saw. adalah hamba dan utusan-Nya.
Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat dan shahabiyyah, para tabi’in,
serta tabi’ut tabi’in, dan juga mereka yang mengikuti beliau secara benar,
hingga hari kebangkitan.
Alhamdulillah, setelah melalui beberapa proses pemilihan
dalam penyelesaian makalah kami. Akhirnya kami dapat menyelesaikannya. Adapun
yang kami bahas dalam makalah kami ini mengenai “DAKWAH SEBAGAI FENOMENA
KEILMUAN”. Di dalam makalah kami terdapat berbagai macam penjelasan, apa
sebenarnya ilmu dan pengetahuan itu, serta bagaimana kedudukan serta
keterkaitan dakwah dengan berbagai ilmu dan juga bagaimana syarat-syarat dakwah
dikatakan sebagai ilmu pengetahuan, dll.
Di dalam makalah kami tentu masih banyak terdapat
kekurangan. Namun, sedikit yang dapat kami paparkan di dalam makalah kami
sekiranya dapat membantu saudara(i) dalam memahami isi dari judul makalah kami.
Demikian dari kami, mohon maaf jika terdapat banyak
kekurangan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullaah Wabarakaatuh…
Samata Gowa, 10 Maret 2014
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. 1
Daftar Isi........................................................................................................ 2
BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang............................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 4
C. Tujuan........................................................................................................... 4
BAB II (PEMBAHASAN)
A. Dakwah dan Keilmuannya.......................................................................... 6
B. Dakwah Sebagai Ilmu ............................................................................... 7
C. Subyek Dakwah dan Ilmu Pengetahuan ................................................. 7
D. Objek Dakwah dan Pengetahuan.............................................................. 8
E.
Metode Dakwah Terhadap Pengetahuan................................................ 8
BAB III (PENUTUP)
A.
Kesimpulan.................................................................................................. 10
B.
Saran........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengetahuan adalah gambaran atau kesan yang terdapat dalam
fikiran manusia tentang suatu hal, baik mengenai sesuatu yang konkret maupun
abstrak sebagai hasil dari penangkapan beberapa inderanya. S.I Poeradisastro
mengartikan pengetahuan sebagai: kumpulan fakta yang saling berhubungan satu
sama lain mengenai suatu hal tertentu. Terlepas apakah pengetahuan itu
merupakan pengetahuan yang khusus maupun pengetahuan yang umum, suatu
pengetahuan itu memiliki dua tingkatan yaitu pengetahuan biasa dan pengetahuan
ilmiah.
Pengetahuan biasa adalah pengetahuan yang digunakan orang,
terutama untuk kehidupannya sehari-hari tanpa disertai penyelidikan lebih
lanjut dengan lebih intensif tentang seluk beluk sebab dan akibatnya. Sedangkan
pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang tidak sekedar ilmu semata-mata,
tetapi pengetahuan yang disertai dengan penyelidikan yang mendalam sehingga
dapat diyakini kebenaranya serta diketahui apa sebabnya demikian, dan mengapa harus
demikian.
Pengetahuan mengenai dakwah seperti diterangkan diatas
adalah merupakan pengetahuan biasa, karena pengetahuan ini hanya sekadar tahu
tentang dakwah tanpa adanya penyelidikan dan analisis lebih lanjut, tentu saja
untuk menjadikan ilmu dakwah menjadi sebuah ilmu pengetahuan memerlukan
persyaratan. Dakwah baru dikatakan sebagai ilmu pengetahuan, apabila memenuhi
beberapa syarat-syarat di bawah ini:
1.Objektif
Telah
memiliki objek study dan diterangkan secara objektif.
2.Universal
Pengetahuan
dakwah yang telah diketahui kebenaranya secara umum oleh masyarakat dan dapat
terbuka, teruji oleh setiap orang.
3.Metodik
Telah
menggunakan metode yang tepat dalam memahami object studinya.
4.Sistematik
Pengetahuan dakwah telah tersusun secara menyeluruh yang bagian-bagiannya memiliki kolerasi antara satu dengan yang lainnya, agar lebih dapat memahami tingkatan keilmuan ilmu dakwah, sejauh ini perlu dianalisis dengan tiga landasan, yaitu:
4.Sistematik
Pengetahuan dakwah telah tersusun secara menyeluruh yang bagian-bagiannya memiliki kolerasi antara satu dengan yang lainnya, agar lebih dapat memahami tingkatan keilmuan ilmu dakwah, sejauh ini perlu dianalisis dengan tiga landasan, yaitu:
a. Landasan Ontologis
Objek telaah ilmu dakwah adalah system panggilan islam
terhadap manusia agar melaksanakan ajaran Alloh dan Rosul-Nya(membicarakan tentang
yang ada).
b. Landasan Epistemologi
Melihat sejauh mana suatu pengetahuan telah diperoleh
melalui pendekatan ilmiah (membicarakan tentang pengetahuan).
c. Landasan Axiologis
Pengetahuan adalah kekuasaan kata”francis bacon”.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk kerjasama antara
ilmu dakwah dengan ilmu lainnya ?
2. Bagaimana bentuk keterkaitan dan
perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan dalam dakwah ?
3. Apakah objek material dakwah ?
4. Apakah objek formal dakwah ?
5. Bagaimana dakwah dapat dikatakan
sebagai suatu ilmu ?
6. Bagaimana dakwah sebagai ilmu yang
normatif dogmatis ?
7. Apakah syarat-syarat dakwah dapat
dikatakan sebagai ilmu pengetahuan ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui bentuk kerjasama antara
ilmu dakwah dengan ilmu lainnya.
2. Mengetahui bentuk keterkaitan dan
perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan dalam dakwah.
3. Mengetahui objek material dakwah.
4. Mengetahui objek formal dakwah.
5. Mengetahui dakwah sebagai suatu
ilmu.
6. Mengetahui dakwah sebagai ilmu yang
normatif dogmatis.
7. Mengetahui syarat-syarat dakwah
dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DAKWAH DAN KEILMUANNYA
Jalaludin rahmat mengatakan bahwa dakwah dan pengetahuan
adalah fenomena Sosial yang dirangsang oleh nash-nash agama islam. Fakta-fakta
sosial tersebut dapat dikaji secara empiris terutama pada aspek penyampaian
dakwah serta internalisasi nilai agama bagi penerima dakwah. Dakwah yang
demikian itu baik, yang mana dilakukan secara perorangan atau kelompok, ataupun
lembaga yang melakukan dengan menggunakan berbagai media, pendek kata yaitu
dakwah dengan segala problematikanya, itu juga merupakan kenyataan sosial yang
dapat di amati sehingga akan memunculkan sebuah pengetahuan. Ilmu dakwah
menurut Toha Yahya Umar adalah ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan
tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk
menganut,menyetujui,melaksanakan suatu ideologi,pendapat ataupun pekerjaan
tertentu. Ilmu dakwah selalu membutuhkan
bantuan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya didalam memahami objek study materi dan
objek study formalnya. Bentuk kerjasama atau keterkaitan antara ilmu dakwah
dengan ilmu pengetahuan lainnya antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Ilmu dakwah dan ilmu pengetahuan
agama islam
Ilmu dakwah yang menerangkan seluk beluk dakwah islamiyah atau penyampaian ajaran islam kepada orang lainyang memiliki kaitan erat dengan ilmu pengetahuan agama islam seperti fiqih, tafsir, dll.
Ilmu dakwah yang menerangkan seluk beluk dakwah islamiyah atau penyampaian ajaran islam kepada orang lainyang memiliki kaitan erat dengan ilmu pengetahuan agama islam seperti fiqih, tafsir, dll.
2. Ilmu dakwah dan ilmu pengetahuan
social politik
Ilmu pengetahuan social yang dibicarakan sesuatu menurut apa adanya dan tidak membicarakan bagaimana suatu itu seharusnya, seperti ilmu –ilmu normative: sosiologi, antropologi, psikologi.
Ilmu pengetahuan social yang dibicarakan sesuatu menurut apa adanya dan tidak membicarakan bagaimana suatu itu seharusnya, seperti ilmu –ilmu normative: sosiologi, antropologi, psikologi.
3. Ilmu dakwah dan ilmu-ilmu normative
Ilmu-ilmu normatif yang dimaksud yaitu ilmu-ilmu yang membicarakan bagaimana sesuatu itu, contohnya:ilmu penelitian/ilmu riset, ilmu logika, ilmu bimbingan dan penyuluhan.
Ilmu-ilmu normatif yang dimaksud yaitu ilmu-ilmu yang membicarakan bagaimana sesuatu itu, contohnya:ilmu penelitian/ilmu riset, ilmu logika, ilmu bimbingan dan penyuluhan.
B.
DAKWAH SEBAGAI ILMU
Pengertian “ilmu’’ sering dikacaukan dengan pengertian
“pengetahuan’’.
pengetahuan adalah kesan yang terdapat di dalam pemikiran manusia sebagai hasil sentuhan dengan obyek tertentu. Kesan itu kemudian diberi lambang dalam wujud ‘kata’ atau lukisan dalam wujud untain kata-kata. Sedangkan “ilmu’’ adalah sejumlah pengetahuan yang tersusun secara sistematis,logis,hasil pemikiran manusia, obyektif atau dapat diuji oleh siapapun. Senada dengan pendapat diatas, Soekanto mengemukakan unsur-unsur (elemen) yang merupakan bagian-bagian dari ilmu, antara lain: pengetahuan (knowledge), tersusun secara sistematis, menggunakan pemikiran, dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum(obyektif). Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan, dimana pengetahuan meruopakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu obyek tertentu, Ilmu, disamping merupakan kumpulan pengetahuan, juga harus mempunyai obyek dan metode (cara kerja) tertentu yang sifatnya umum.
Sedangkan menurut Amrulloh Ahmad, ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis sebagai hasil belajar manusia terhadap ayat-ayat Alloh dengan tujuan untuk beribadah kepada Alloh mencari kebenaran, untuk kesejahteraan hidup di dunia dan agarsemakin bertaqwa kepada Alloh SWT.
pengetahuan adalah kesan yang terdapat di dalam pemikiran manusia sebagai hasil sentuhan dengan obyek tertentu. Kesan itu kemudian diberi lambang dalam wujud ‘kata’ atau lukisan dalam wujud untain kata-kata. Sedangkan “ilmu’’ adalah sejumlah pengetahuan yang tersusun secara sistematis,logis,hasil pemikiran manusia, obyektif atau dapat diuji oleh siapapun. Senada dengan pendapat diatas, Soekanto mengemukakan unsur-unsur (elemen) yang merupakan bagian-bagian dari ilmu, antara lain: pengetahuan (knowledge), tersusun secara sistematis, menggunakan pemikiran, dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum(obyektif). Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan, dimana pengetahuan meruopakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu obyek tertentu, Ilmu, disamping merupakan kumpulan pengetahuan, juga harus mempunyai obyek dan metode (cara kerja) tertentu yang sifatnya umum.
Sedangkan menurut Amrulloh Ahmad, ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis sebagai hasil belajar manusia terhadap ayat-ayat Alloh dengan tujuan untuk beribadah kepada Alloh mencari kebenaran, untuk kesejahteraan hidup di dunia dan agarsemakin bertaqwa kepada Alloh SWT.
C.
SUBYEK DAKWAH DAN ILMU PENGETAHUAN
Subyek dakwah adalah seorang yang menjadi sumber ide,
sehingga pesan dakwah akan sangat dipengaruhi oleh keahlian, kecerdasan,
ketrampilan, sikap dan tingkah laku seorang da’i, begitu pula dengan subyek
pengetahuan.
Seorang da’i harus memiliki pengetahuan, orang yang memiliki pengetahuan juga harus mengetahui cara dakwah untuk menyampaikan pegetahuan yang ia ketahui. Dengan demikian keduanya akan terjalin interaksi satu sama lain.
Seorang da’i harus memiliki pengetahuan, orang yang memiliki pengetahuan juga harus mengetahui cara dakwah untuk menyampaikan pegetahuan yang ia ketahui. Dengan demikian keduanya akan terjalin interaksi satu sama lain.
D.
OBJEK DAKWAH DAN PENGETAHUAN
Ciri khusus untuk mengetahui ilmu yang satu dengan yang lain
adalah terletak pada objeknya terutama objek formalnya. Adapun objek penelaahan
ilmu dakwah adalah memiliki objek-objek material dan objek formal. Objek
material dakwah sebagaimana ilmu-ilmu sejenis lainnya adalah tentang tingkah
laku manusia. Sedangkan objek formal nya adalah “ usaha manusia untuk
menyeru/mengajak manusia lain dengan ajaran islam agar menerima, meyakini dan
mengamalkan ajaran islam bahkan memperjuangkannya”. Dengan demikian, maka yang
menjadi objek telaahan ilmu dakwah adalah manusia dengan segala sikap tingkah
lakunya yang berkaitan dengan aktivitas dakwah. Tegasnya, masalah-masalah yang
dikandung dalam pembahasan ilmu dakwah adalah semua permasalahan yang timbul
dan melingkupi persoalan aktivitas dakwah, sebagai konsekuensi sebab akibat
adanya manusia yang menyeru atau mengajak manusia lain kepada islam. Dari
proses ajakan, dorongan, motivasi, dan bentuk-bentuk sejenis lainnya
membutuhkan pembahasan dan pemecahan secara tuntas, atau paling tidak membutuhkan
metodologi yang sistematis, dengan dasar inilah ”ilmu dakwah sebagai sumbangan ilmu
pengetahuan” diperlukan.
E.
METODE DAKWAH TERHADAP PENGETAHUAN
Ada sebagian pihak yang meragukan tentang keberadaan dakwah
sebagai suatu ilmu. Untuk mengetahui apakah dakwah itu dapat dikatakan sebagai
suatu ilmu, maka perlu kiranya dikemukakan dasar timbulnya ilmu itu sendiri
yang sekaligus dapat dijadikan landasannya bahwasannya asumsi dakwah merupakan
pengetahuan normatif yang berarti bahwa ilmu dakwah merupakan disiplin ilmu
yang merumuskan kaidah-kaidah norma atau nilai yang akan dijadikan ukuran
tingkah laku yang seharusnya dilakukan manusia sebagai makhluk yang hidup di
masyarakat. Dengan asumsi tersebut maka ilmu dakwah erat kaitannya dengan
ilmu-ilmu pengetahuan normatif lainnya seperti ilmu-ilmu agama, filsafat,
kebudayaan serta ilmu sosiologi yang dikategorikan sebagai disiplin ilmu merupakan
sumber-sumber nilai kehidupan. Dengan demikian ilmu dakwah merupakan suatu ilmu
yang normatif dogmatis yaitu pemahaman yang diambil Alquran dan sunnah seperti
yang lazim diketahui dalam pembahasan-pembahasan ilmu pegetahuan yang lain. Pada
sisi lain, bahwa belum adanya pengalaman yang mapan dalam tradisi keilmuan ini
justru menjadikan ilmu dakwah sebagai disiplin ilmu yang paling challenging
(mendatangkan tantangan). Sementara ini belum banyak di ungkap sejarah
perkembangan ilmu dakwah sebagai sumbangan ilmu pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari berbagai pejelasan di atas tentulah dapat kita
simpulkan, bahwa sesungguhnya dakwah sebagai fenomena keilmuan sangat dekat
hubungannya dengan berbagai macam ilmu. Bahkan, bahwa dakwah dan pengetahuan
adalah fenomena Sosial yang dirangsang oleh nash-nash agama islam. Selain itu,
dakwah dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan apabila telah memenuhi berbagai
syarat-syarat, diantaranya :
1.Objektif
Telah
memiliki objek study dan diterangkan secara objektif.
2.Universal
Pengetahuan dakwah yang telah diketahui kebenaranya secara umum oleh masyarakat dan dapat terbuka, teruji oleh setiap orang.
3.Metodik
Telah menggunakan metode yang tepat dalam memahami object studinya.
4.Sistematik
Pengetahuan dakwah telah tersusun secara menyeluruh yang bagian-bagiannya memiliki kolerasi antara satu dengan yang lainnya, agar lebih dapat memahami tingkatan keilmuan ilmu dakwah, sejauh ini perlu dianalisis dengan tiga landasan, yaitu:
2.Universal
Pengetahuan dakwah yang telah diketahui kebenaranya secara umum oleh masyarakat dan dapat terbuka, teruji oleh setiap orang.
3.Metodik
Telah menggunakan metode yang tepat dalam memahami object studinya.
4.Sistematik
Pengetahuan dakwah telah tersusun secara menyeluruh yang bagian-bagiannya memiliki kolerasi antara satu dengan yang lainnya, agar lebih dapat memahami tingkatan keilmuan ilmu dakwah, sejauh ini perlu dianalisis dengan tiga landasan, yaitu:
A. Landasan Ontologis
Objek
telaah ilmu dakwah adalah system panggilan islam terhadap manusia agar
melaksanakan ajaran Alloh dan Rosul-Nya(membicarakan tentang yang ada).
B. Landasan Epistemologi
Melihat sejauh mana suatu pengetahuan telah diperoleh
melalui pendekatan ilmiah (membicarakan tentang pengetahuan).
C. Landasan Axiologis
Pengetahuan adalah kekuasaan kata”francis bacon”.
Kemudian, ciri khusus untuk mengetahui ilmu yang satu dengan
yang lain adalah terletak pada objeknya terutama objek formalnya.
B.
SARAN
Demikian, yang dapat penyaji sampaikan. Tentulah masih
banyak terdapat kekurangan dan kelalaian dalam makalah kami. Kami memohon
dengan sangat sekiranya saudara(i) sekalian dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
A.Firdaus,
KH.1993. Mutiara Dakwah. Jakarta.(Google)
Samsul Munir Amin, Drs. M.A. Ilmu Dakwah. Jakarta: Azam, 2009..(Google)
Bachtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997..(Google)
Soekanto, soejarno, Sosiologo Suatu Pengantar, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2001..(Google)
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 1989. .(Google)
Toha Yahya Omar, Prof, M.A., Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1979..(Google)
0 Post:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.